Setiap cabang olah raga selalu muncul satu nama muda yang membuat publik menoleh dua kali. Tahun ini, dunia voli Indonesia menemukan sinarnya dalam diri Gracya Miracle Mantow, gadis 14 tahun asal Tolitoli, Sulawesi Tengah, yang dengan cepat mencuri perhatian di ajang Livoli Divisi Utama 2025. Didikan klub Rajawali O2C Bandung, Gracya menunjukkan bahwa semangat dan bakat bisa melampaui usia.
Putri sulung dari Eki Mantow dan Gledys Paendong ini Lahir pada 26 April 2011, pemain muda yang akrab disapa Cece ini menjadi salah satu bukti bahwa Rajawali O2C tak pernah kehabisan talenta muda. Klub yang dikenal sebagai “pabrik bintang” ini sekali lagi memperlihatkan keberhasilannya dalam mencetak pemain berpotensi tinggi.
Didasari darah Voli yang mengalir pada Cece dari Omanya serta ibunya Gledis Paendong,selain mantan atlit Voli Sulawesi Tengah Gledys juga sudah menyandang sertifikat pelatih Nasional pada PBVSI Tolitoli juga papanya Eki Mantow,mereka adalah mantan atlit Voli di Tolitoli.Sebelum bergabung dengan Rajawali O2C Bandung,Cece sempat menjadi atlit Voli cilik di Tolitoli.
Panggilan untuk bermain di babak Final Four Livoli Divisi Utama 2025 menjadi tonggak penting dalam perjalanan karier Gracya. Di tengah atmosfer pertandingan yang penuh tekanan dan sorotan kamera, Cece justru tampil tanpa beban.

Di kutip dari Butol Post,dengan wajah yang masih remaja, ia memperlihatkan kematangan bermain yang melampaui usianya — kombinasi kelincahan, ketenangan, dan naluri menyerang yang tajam. “Gracya punya insting bermain yang luar biasa,” ujar salah satu pelatih Rajawali O2C yang enggan disebut namanya. “Dia bermain seolah sudah terbiasa dengan atmosfer kompetisi tingkat nasional, padahal ini adalah debut pertamanya.”
Dengan tinggi badan 163 sentimeter, Cece memiliki modal fisik yang menjanjikan. Para pengamat menilai tinggi badannya masih akan bertambah, membuka kemungkinan untuk mengasahnya menjadi pemain serba bisa — baik sebagai outside hitter maupun libero.
Dalam beberapa laga terakhir, gerakannya yang cepat dan kemampuan membaca arah bola membuatnya menjadi salah satu pemain yang paling dinanti di lapangan.Lebih dari sekadar prestasi pribadi, kehadiran Gracya juga menjadi kebanggaan bagi masyarakat Tolitoli. Daerah kecil di pesisir utara Sulawesi Tengah itu kini dikenal bukan hanya lewat hasil bumi dan lautnya, tapi juga lewat lahirnya talenta muda yang mampu bersaing di panggung nasional.
Di media sosial, warga Tolitoli ramai membagikan foto dan video aksi Gracya, menyebutnya sebagai “Putri Tolitoli di panggung nasional.” Bagi Gracya sendiri, semua ini baru permulaan. Dalam sebuah wawancara singkat usai pertandingan, ia dengan polos berkata, “Saya cuma ingin terus belajar dan bantu tim menang. Kalau bisa, suatu saat pakai seragam merah putih.”

Kalimat sederhana itu menggambarkan kedewasaan seorang remaja yang tengah menapaki mimpi besar. Banyak volimania kini menaruh harapan pada perjalanan karier Gracya. Tak sedikit yang menyebutnya sebagai prospek masa depan Timnas Voli Putri Indonesia.
Dengan pembinaan yang tepat dan pengalaman bertanding yang terus bertambah, ia berpotensi mengikuti jejak para seniornya yang telah mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional.
Dalam olahraga, tidak ada yang lebih menggetarkan daripada menyaksikan awal dari sebuah legenda. Bagi Gracya Miracle Mantow, babak final four Livoli Divisi Utama 2025 bukan hanya sekadar pertandingan — ini adalah panggung pertama dari perjalanan panjang seorang anak Tolitoli yang berani bermimpi besar. Dan di mata banyak orang, mimpi itu baru saja mulai bersinar.*(Venus)






























































